Senin, 30 Juli 2012

JAHANAM!!!!!!!!


Menyusuri waktu yang tak memiliki tepian tanpa batasan meniti hingga ajal menjelang. Menyaksikan segala peristiwa nyata terjadi melalui pupil-pupil mata yang kian muak dengan segala keangkuhan para jahanam penindas dengan murka akgkara. Layaknya iblis membabi buta segala tragedi, segala yang ada, siasat licik rampas kepuasan lain yang notabene bukan menjadi miliknya. Nurani dibutakan oleh ego meraja dalam logika menyekap melaikat surga berkata. Mengindahkan segala laknat dunia berkata. Memaksanya yang seharusnya tak ada menjadi ada dengan segala keindahan yang sesungguhnya kelam adanya. Semu impian yang terampas angkara murka para jahanam yang nyata dalam dunia yang semakin memuakkan, hanya mampu berbatas imaji senja yang terus saja membelai kenikmatan.
Penjilat selalu berdatangan silih berganti, bermabuk anggur gemerlap emas dan berlian dunia. Nyata yang ada tak lagi diindahkan dengan bisikan malaikat surga yang sesungguhnya menggema dalam batin mengerang. Logika terpaku pada satu keindahan dunia yang suatu saat nanti akan habis dimakan masa. Dan keindahan itu bukan milik dari bawahan, namun atasan dengan kuasa, tanpa kunjung puas dengan apa yang ada dalam kantong-kantong kenikmatan.
Disini potret ironi hidup bergejolak diantara hinanya. Disaksikan milyaran umat yang berserah kepadaNya kala hidup tak mengindahkan harap pada satu titik penghabisan. Dengan segala yang tlah terampas mencoba tuk bertahan hidup tanpa rengkuhan para pemilik kursi-kursi mewah dan gedung-gedung sajikan kenyamanan dengan gelimpangan bengis tak bertepi, hanya ada kemunafikan dari wajah-wajah yang bersuara malaikat, dan yang nantinya berujung pada kenikmatan pribadi. Percuma saja mendengar dan memilih, bila rintihan hati bersekat tembok baja tebal tak tertaklukan oleh apapun.
Seperti bermain api diantara sejuknya nafas-nafas yang rindu terhadap apa yang seharusnya menjadi miliknya. Mereka tiada peduli dengan tangan-tangan yang menengadah diantara hirukpikuknya kemurkaan para penguasa kenikmatan dunia. Dikala yang lain hanya bernikmat nasi aking, para kumpulan jahanam bernikmat nasi import. Dan hanya mampu mengelus dada melihat yang terjadi yang kan menjadi tragedi memilukan. Semoga saja ada setitik cahaya diantara gelap yang terlalu pekat dan membutakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar