Minggu, 31 Januari 2010

derita dan luka

matahari begitu terik bersinar. membagi kehangatan pada jiwa2 yang membeku. hati terasa dingin tak tersentuh, ketika tak ada lagi harapan yang menyatu. tanpa cerita, tanpa kisah. semua terasa begitu penat, hidup diantara kekosongan. hati tak bertuan dan palung tak berjerami. semua begitu hampa, bersama kesendirian yang kian menggerogoti daging2 sunyi. keindahan tak kan pernah abadi. semerbak bunga melayu ditaman, merah menjadi hitam kecokelatan, kering tak bernyawa. luluh tanpa keindahan, menyisakan cerita lalu, yang menjadi kisah bersaksi. kesemuanya pergi, satu persatu. datang dan pergi silih berganti, seakan semua terjadwal. kedatangan tak selamanya memberi senyuman, kepergian juga tak selamanya membawa luka. keduanya bersatu melengkapi segenap kekosongan dalam relung2 jiwa. ketika airmata turun membasah dan rasa perih begitu lekat, dan semakin dalam luka terasa, semua akan menuai keindahan dalam waktu yang terus bergulir, seiring aliran sungai yang tak pernah berhenti mengalir, dan hingga suatu saat airmata itu membeku dan pendaran cahaya berikan senyum tuk membayar semua derita dan luka.

Rabu, 27 Januari 2010

bibir tak bertulang.. (wanita penuh racun)

dia.. dia wanita yang tak kan pernah bisa ku terima keberadaannya dalam hidup ini. kehadirannya membuatku semakin muak pada dunia. kebencianku semakin menjadi ketika namanya ku dengar, dan wajahnya kutatap. walau tak pernah jumpa, namun wewangian racun yang tlah ia tuai membutakan akal sehatku. ingin ku buang jauh2 dirinya. wanita jalang seperti dirinya tak pantas hidup bersanding. ingin ku cakar wajahnya, ku tusuk tepat pada jantungnya, dan ku buang jauh2 dirinya dari hidupku. namanya saja sudah membuatku teramat muak, inginku muntahkan kata2 umpatan padanya. agar aku lega, meluapkan segala kebencian ku terhadap dirinya. ingin ku caci dirinya, tepat di hadapannya. ini sesungguhnya tidak setimpal dengan apa yang tlah ia lakukan dalam hidupku. goresan tinta hitam yang ia torehkan begitu tebal, dan kebencian tak lagi terbendung. mengapa dirimu tercipta untuk menggores tinta hitam yang begitu tebal dalam hidupku? menyayat hati yang tlah luka dan semakin dalam ku merasakan perih. mengapa aku begitu membencimu dan seakan mendarah daging, jangan salahkan aku dan rasaku, itu perbuatanmu, lalu ku kembalikan padamu. entah sampai kapan kebencian ini memudar, mungkin sampai kau benar2 pergi dari hadapanku dan hidupku untuk selamanya. dan karena bila kau kembali berhadapan dengan ku, tak segan ku acungkan parang, sebagai tanda peperangan.

Selasa, 26 Januari 2010

i hate u so..!!

aku merasakannya.. aku merasakan tawa diatas penderitaanku. segala caci dan maki menggema di anganku. segala kini tlah hilang. rasa percaya yang ku pupuk selama ini, hilang bersama kemuafikan. apa yang kalian inginkan dariku? aku tak memiliki suatu yang berarti. mengapa kebahagiaan yang kurasa hanya sesaat, sekejap mata kalian renggut dari hidupku. semua yang tlah ku bangun kembali, dihancurkan oleh iblis-iblis bermulut anggur. apa aku salah, bila aku merasa bahagia? apakah kebahagiaan yang aku rasa mengangu kehidupan kalian? semua..semua tentang diriku, semua tentang hidupku, aku percayakan kepada kalian. tapi mengapa, kalian gunakan semua itu sebagai senjata untuk menghancurkan aku? apa yang kalian cari? tidak cukupkah kalian melihat diriku hancur sebelum kalian hancurkan aku? kebaikan hatimu hanya sekedar pemanis, dan kau tak jauh berbeda dengan mawar berduri. aku ikhlas.. kalian pojokkan diriku. aku mengikhlaskan segala caci dan maki yang tlah terlontar dari bibir2 para pendosa yag menganggap dirinya benar. mungkin sekarang semua orang yang kau kenal mengerti apa yang sedang kita pertengkarkan. bibirmu yang tak sanggup mengkontrol dan menyaring mana yang harus dikatakan, dan mana yang tidak menambah pertikaian yang sedang terjadi. takkan ku ucapkan maaf padamu, kawand. apa yang terjadi kini sudah menjadi bubur yang tak sanggup lagi ditanak menjadi nasi. kekecewaanku begitu berat. maaf pun terasa sulit ku tanamkan pada diriku untukmu. sepertinya hidupku takkan terpengaruh dengan hilangnya dirimu dari warna hidupku. takkan ku kejar dirimu, ku kan ikhlaskan dirimu untuk selamanya. bahkan keyakinanku akan suatu saat nanti, dirimu kan merasakan hal yang kini kualami, yaitu KEHANCURAN.. dan ku kan tertawa untukmu, sobat. sama seperti yang kau lakukan untukku. ku takkan menyesalinya, ku kan tetap bersyukur atas semua yang tlah erjadi pada hidupku. ku kan buktikan, suatu saat nanti AKU AKAN MEMBUATMU BERLUTUT DIHADAPKU, dan TANPAMU AKU BISA. kau berikan persahabaan yang palsu. namun TERIMAKASIH untuk selama ini. pemanismu, dan kebaikanmu membuatku sadar, untuk tidak mudah mempercayai sembarang orang.
Aku merasakannya. aku merasakan tawa di atas penderitaanku. segala caci dan maki menggema di anganku. semua seakan hilang, segala bentuk kepercayaanku hilang bersama kemunafikan.

Minggu, 24 Januari 2010

CINTA ATAU HARTA . . . MANA PILIHANMU??


Kini segala sesuatu dapat terbayar oleh harta benda. Manusia pun dibutakan olehnya. Demi sebuah kehidupan yang mahsyur dan terpandang. Namun, apakah kebahagiaan dapat terbeli oleh harta? Mungkin sebagian orang mengatakan IYA, karena di dunia ini mereka hidup untuk meraih keuntungan dan kemakmuran. Apakah anda benar-benar bahagia lahir dan batin, bila anda memiliki harta yang berlimpah tanpa ada rasa cinta pada pasangan anda? Apakah harta yang melimpah sanggup membayar kebahagiaan anda? kekayaan tak menjanjikan kebahagiaan batin. Semua akan terasa percuma, bila sebuah hubungan intim tidak di dasari oleh cinta. Hubungan yang di bangun didasari oleh harta tak sanggup menjamin keabadian namun bila dibangun dengan cinta, semua akan terasa menyenangkan, susah senang ditanggung bersama, tawa dan tangis terurai dalam kebersamaan, semua akan terasa indah. Harta benda bersifat duniawi. Jika suatu saat nanti "kontrak" kita di bumi ini habis, apa kita akan membawa harta benda kita ke "rumah baru"? TIDAK MUNGKIN kan? Seperti apa yang saya katakan tadi jika harta mampu membayar segalanya, apalagi derajat pasangan anda lebih tinggi dibanding anda, ia bisa saja semena2 terhadap anda, bisa saja anda hanya dijadikan perhiasannya. Setelah usang anda di "buang".Selain itu pihak penguasa dan dikuasai nampak begitu jelas seiring berjalannya waktu. Apa itu yang anda inginkan di hidup ini, tersiksa karena harta. Hidup apa adanya, dan menjalin hubungan intim berdasarkan cinta merasakan manis pahit kehidupan, maka yakinlah, anda akan merasa bahwa hidup sangat berarti. Jangan biarkan kilau emas membutakan hati, karena kilaunya menjerumuskan. Kembangkan hidupmu dengan CINTA. All we do have to based on L.O.V.E

Sabtu, 23 Januari 2010

PANGGUNGKU

Inilah lakon yang aku perankan dalam sandiwara ini. Ia adalah adalah dalang dibalik sandiwara ini. Ia yang menjalankan aku, sehingga keseluruhan karyanya menjadi rentetan peristiwa yang membangun suatu kisah. Bagaimana akhir dari kisah ii pun aku tak tahu. Apa yang kan jadi akhir dan kapan semua ini berakhir, menjadi misteri. Tak satupun lakon yang tahu misteri dibali lembaran-lembaran naskah penuh akan peristiwa.

Dalang itu tiba-tiba berkata,

“ Perankan lakon ini! Tuntaskan sandiwara ini dengan kisah yang ku ciptakan! Pahamilah peranmu, di dalam kisah ini kau kan temukan peristiwa-peristiwa yang membuatmu menangis bahkan tertawa.”

Aku tak segan melempar pertanyaan kepadanya,

“ Mengapa Kau begitu yakin akan kemampuanku, Tuan? Aku sendiri tak tahu apakah aku mampu ataukah sebaliknya.”

Ia meyakinkan aku,

“ Aku yakin akan kemampuanmu. Kau pasti mampu melakukanya! Pasti! “

Tanyaku lagi kepadanya,

“ Karakter seperti apa yang aku perankan dalam karyamu ini, Tuan? “

Ia mencoba membuatku memahami apa yang ingin Ia sampaikan padaku,

“ Aku tak ingin kau menjadi orang lain. Aku hanya ingin kau menjadi dirimu sendiri. Aku tak kan menjelaskan secara rinci maupun hanya sebatas garis besar. Karena ku ingin kau memahaminya dengan dayamu sendiri. “

Ia pun berlalu dari hadapanku, dengan menyisakan pertanyaan yang tak sanggup terjawabkan. Tak sedikitpun kata-kata yang Ia ucapkan dapat ku mengerti. Kalimat-kalimat itu penuh keambiguan. Entah apa yang Ia maksud?

Lembaran demi lembaran, kata demi kata ku coba tuk pahami dan ku coba tuk mengerti. Namun, aku tetap tak mengerti, aku tak mampu memahami.

Aku coba bertanya, namun tak satu pun jawaban dapat ku temukan. Aku semakin tak mengerti dengan tuntutan yang Ia tujukan padaku akan karya yang telah Ia ciptakan.ak mulai meragukan-Nya.

Kesalku meraja setelah ku tahu tanyaku tak jua terjawabkan,

“ Persetan dengan segala pertanyaan yang enggan ia jawab!!! “

Kalimat itu sungguh mengungkapkan rasa hatiku yang meragu, dan kesal atas sikap angkuh-Nya. Aku mengerti, Ia begitu menginginka kesempurnaan dalam karyanya, namun tak sedikitpun penjelasan yang terucap dari bibir-Nya.

Ku coba tuk jalani peran yang ditujukan padaku, aku ingin Ia puas. Tanpa ku harus tahu kemana alur kisah ini kan mengalir. Aku hanya sanggup berjalan sesuai dengan tuntutan naskah ini. Segala yang ku lakukan tak sanggup tuk diperbaiki bila ada kesalahan. Tak ada kesempatan, Ia tak berikanku kesempatan. Ia tak main-main. Ia pun tak memberikanku peran pengganti bila ku tak mampu melakukan adegan dimana ku rasa sungguh aku tak mampu.

Adegan datang dan pergi selalu menjadi cirikhas dari setiap karya yang Ia ciptakan. Dimana kedatangan memberikan kebahagiaan an harapan baru, sedangkan kepergia selalu menyisakan perih yang tak terjamah. Selalu seperti itu.

Kekesalan menghantuiku,

“ Bajingan!!! Bangsat!!! Apa mau-Nya? Tak supun kalimat Ia ucapkan tuk memudahkan aku dalam mendalami peranku. Apakah Ia bisu ataukah sebenarnya Ia sendiri bingung dengan apa yang Ia ciptakan? “

Ia datang seperti hantu yang tiba-tiba muncul dari belakangku, dan berkata,

“ Aku tak bisu, aku juga tak sebodoh yang kau pikirkan. Aku selalu berbicara kepadamu. Aku selalu berbicara… namun tak satupun kau tahu maksudku. Dan hanya naskah yang kini kau pegang itulah tuntunanmu dalam karyaku ini. “

Aku pun tak ingin kalah dari-Nya,

“ Iya aku tahu kau berbicara!!!??? Tapi tak satupun kalimat yang terlontar dari bibirmu itu mampu memudahkan peranku ini. “

Ia mencoba menyanggah pernyataanku,

“ Aku memberikanmu petunjuk. Tapi bahkan kau tak memperdulikan aku! Aku berkata padamu, namun kau tak jua mengerti. “

Aku menegaskan kepada-Nya tanpa ku harus ragu pada diriku,

“ Hahhahahaha…. Anda memang aneh, Tuan! Kau tak pernah mengatakannya!! Bahkan kau begitu saja berlalu dari hadapanku seakan kau benar-benar tak memperdulikan aku!! Enak saja sekarang Anda mengaku bahwa Anda telah mengatakannya!! “

Dengan segenap keangkuhan Ia berkata,

“ Kau belum mengeri maksudku. Kau kan mengerti nanti!! “

Ia pun berlalu seperti angina yang sekejap berhembus lalu hilang.

SERPIHAN GELAS KACA

Jeritan, rintihan, dan erangan itu terdengar di tengah malam yang sunyi. Diantara jangkrik dan nyanyian sepi menyambut datangnya sang Aprodite dalam dunia yang penuh akan dusta. Tangisan itu menggema memecah kesunyian. Membawa kegirangan dan pelukan hangat. Daging merah berbalut darah yang telah membentuk menusia kecil itu adalah Aprodite Pallas Athena Lares. Dite, sebutan manis baginya. Bermula dari rasa bahagia yang mengawali hari-harinya, seiring berjalannya waktu, keindahan itu meluntur. Bunda seakan menyesal memilikinya. Tak jarang Bunda mencoba mengakhiri nafas yang baru saja berhembus. Mengakhiri segala mimpi dan harapan Dite untuk menyaksikan dunia bergeming. Ayah tak peduli, tak mampu berbuat apa-apa. Hanya mampu terdiam dalam seribu bahasa. Hanya orang yang menatapnya iba , memberi pengharapan pada Dite. Daun-daun berguguran dan tangisan Dite mengurai di tengah kemurniannya. Bunda tak lagi peduli dengan tangisan itu. Tak lagi ingin menimang sang buah hati. Tak jarang sebilah pisau yang digenggam ingin ia hujamkan pada Dite yang tak mampu melawan bahkan berkata. Ingin sekali sang bunda mencabik-cabik Dite, hingga denyut nadinya tak lagi berdetak. Dite hanya mampu menangis. Mengurai air mata diantara gelak tawa.Salahkah Dite hidup dan merasakan indahnya dunia ini? Adakah harapan bagi Dite untuk menyaksikan mentari pagi tersenyum padanya? Haruskah nafas yang baru saja berhembus berakhir dalam tangan sang bunda? Perlahan selaput yang melekat pada retina matanya meluntur, Dite sedikit mampu melihat cahaya. Namun ia belum mampu tuk mengucap kata-kata, hanya melalui uraian air mata ia mengungkap semua yang ia rasa. Andaikan ia mampu tuk berkata, ia mungkin akan mengatakan,

“Bunda, biarkan aku hidup. Biarkan angin membelaiku, ijinkan aku menatap cahaya mentari. Walaupun ku tahu kau tak sedikitpun mencintaiku, biarkan ku tumbuh seperti kawan-kawanku. Aku ingin hidup!”

Bahkan dua kalimat yang sangat ingin ia katakana diantara tangis yang memecah keheningan,

“Bunda, ku tahu kau tak mencintaiku, namun ijinkan aku tuk mencintaimu. Beri aku kesempatan tuk membuktikannya.”

Dite yang semula hanyalah seonggok daging merah, kini ia tumbuh menjadi gadis kecil. Perlahan ia mulai berjalan, walau tertatih dan rasakan perihnya luka, ia terus mencoba. Ingin ia berlari mengejar mimpi-mimpi manisnya. Pada masa itu pun keceriaan tak jua nampak dari raut wajah Dite yang belum sedikitpun mengenal arti dosa. Keceriaan menggubah wajah manisnya menjadi sendu, dan tawa semu mewarnai lembaran hidup yang tak ternoda. Keceriaan itu seharusnya nampak pada masanya, tapi mengapa ia tak jua merasakannya? Tak jarang pula benda-benda yang seharusnya terpajang rapi menjadi penghias rumah meramaikan kulit halus Dite, lalu meninggalkan bercak merah yang lama-lama bekas itu membiru haru. Dinding kamar yang begitu dingin, hingga munusuk tulang, menjadi saksi linangan air mata dite mengurai. Sering kali ia menyendiri, menjauh dari kebisingan, dan teriakan-teriakan kasar yang tak selayaknya ia dengar. Rasa perih yang Dite rasakan mengawali kenakalan-kenakalan yang ia lakukan saat masih menduduki bagku taman bermain.Kerap kali hukuman dari guru pembimbing menghampirinya. Mulai dari kata-kata kasar hingga tangan Dite yang mampu melukai teman sepermainannya. Ia sedikitpun tak jera akan hukuman-hukuman yang melatarbelakangi kenakalannya. Dite yang malang, di masa kekanakannya ia telah merasakan hal-hal yang seharusnya tak ia rasakan. Perih itu tak kunjung menemukan jalan keluar. Sang ayah pun turut campur tangan. Suatu saat kemarahan ayahnya memuncak, saat Dite kehilanagn nafsu makan, akhirnya dinding kamar mandi dan bak yang terisi penuh dengan air, menjadi saksi kekejaman ayah terhadap sang buah hati, hal itu kerap kali terjadi padannya. Kekejaman orang tua selalu menghiasi derap langkah hidupnya. Beruntunglah malaikat datang menyelamatkannya, dan nyawa Dite tak sampai pergi meninggalkan raganya. Perjalanan hidupnya sangatlah panjang, namun takdir yang harus ia hadapi sangatlah pahit. Tak sewajarnya gadis mungil sepertinya merasakan perih di jiwa. Celoteh Dite mengumbar di malam yang dingin,

“Tuhan, mengapa Kau biarkan aku tuk menangis, dan merasakan pahitnya hidup yang Kau kirimkan padaku? Dimana kau Tuhan? Mengapa Kau tak datang memelukku? Usaplah air mataku, Tuhan!”

Dite meneria kenyataan takdir hidupnya yang pahit. Walau perih ia rasa, ia tetap mengucap syukur. Tak jarang Dite merasakan dada yang semakin sesak, dan ia pun sukar tuk berhembus. Tak disangka di usianya yang terbilang sebagai anak ingusan, Dite mengidap penyakit kanker paru-paru dan astma. Walau sakit yang ia rasa begitu menyiksa, namun Dite selalu menyembunyikannya. Tak ingin ia merepotkan siapa pun, tak ingin pula ia dikasihi karena penyakit yang di deritanya begitu serius. Begitu rasa sakit itu menyerang tubuhnya, ia pun berlari menuju kamar tidur. Bersembunyi, dan mengasingkan diri dari kenyataan hidup yang menyiksanya. Ia pun merintih dalam hatinya,

“sakit.. sakit sekali…aku tak bisa bernafas….”

Kata-kata itu selalu bergeming mengitari angannya. Rasa sakit yang tak lagi tertahan tak ia ungkapkan kepada siapa pun. Tidak pada orang tuanya, tidak pula kepada mereka yang ia yakini. Hanyalah ia dan Tuhan yang tahu dan merasakannya.

Aprodite mampu bertahan hidup hingga ia memasuki masa remaja. Walau penyakit itu terus meradang, dan menyarang pada tubuhnya tak sedikit pun keluhan yang dirasanya ia ungkapkan. Belum lagi hari-hari Dite yang dihiasi dengan pertengkaran orang tuannya yang semakin membuat Dite tak mampu bergeming. Hanya doa yang ia rasa begitu berarti dalam hidupnya. Dite berceloteh harap yang seakan pupus begitu saja,

“Mampukah aku melanjutkan hidup ini? Akankah ku mampu menjajaki percintaan, dengan romansa yang tak ingin sedikitpun ku lewati? Ingin ku rasakan kasih dan sayang. Aku ingin bersandar pada hati yang menginginkan kehadiranku di sisinya. Aku masih ingin menyaksikan dunia ini tertawa lepas padaku, dan aku pun ingin meyambut pagi. Namun masihkah ada waktu yang tersisa tuk ku rasakan secerca harapan itu”

Beruntunglah rasa persahabatan mampu memberikan semangat dan dukungan tuk mampu ia bertahan hidup. Ia mampu bertahan dalam perjalanan hidupnya berkat semangat perjuangan yang tak henti-hentinya mengalir dalam helai-helai nafasnya berhebus. Penyakit Dite, dirasa bertambah parah, namun untunglah ia mampu menahan rasa sakit itu. Tak jarang Dite mengalami keputusasaan karena hidup yang ia rasa tak lagi membawa harapan baginya. Rasa itu acap kali mengiringi kesedihannya ketika orang tuanya tiada hari tanpa pertengkaran. Tak ada yang mampu Dite lakukan. Ia begitu lemah, keadaan hidup yang sangat memprihatinkan. Beruntunglah rasa persahabatan itu mampu melawan kelemahan Dite menyikapi hidup yang ia jalani.

Kini Dite beranjak dewasa. Dalam waktu yang menghantarkannya menuju titik balik dalam hidup, ia masih membawa lembaran-lembaran kelam yang pernah singgah dalam hidupnya. Kekelaman itu mengubah Dite semakin kuat dalam hidupnya. Ia tak lagi lemah dan mampu terkalahkan. Hidup dan kenyataan yang ia alami mengajarkannya arti dari sebuah kedewasaan. Masa-masa dimana ia telah mengenal dunia secara utuh, dan diharuskan tuk mampu bertahan dari kerasnya hidup yang sesungguhnya. Kebencian itu timbul tatkala ia kembali mengengang memori yang pernah singgah. Ia membenci orang tuanya, yang seakan-akan hanya menganggapnya sebuah boneka, yang layak untuk dimainkan sesuai keinginan mereka. Dite menjadi liar, minuman mengandung alcohol yang berkadar besar ia teguk, bersama puntungan nikotin yang dililit tembakau kering ia hisap. Suramnya masa lalu, mengubah hidup Dite. Hal itu semakin menjadi saat ia temukan kegagalan dalam menimba ilmu, dan penghianatan cinta yang selama ini ia agungkan. Semuanya begitu tragis. Dite semakin membenci hidupnya,

“Bajingan!!!! Persetan dengan hidup!!! Semuanya hanya omong kosong!!! Andjing dengan janji-janji manis!!!”

“Cinta bagiku laknat!!!”

Kebenciannya semakin menjadi, ketika ia harus kehilangan salah satu orang yang dikasihinya.

“Bangsat!!! Apa sesungguhnya arti hidupku ini??? Semuanya terjadi begitu saja!!! Tai!!!”

Detik-detik yang berlalu ia lalui dengan kekosongan dan kehampaan. Tanpa ada senyuman yang tersirat pada raut wajahnya yang rupawan. Kebrutalan Dite menjadi-jadi. Setiap hari yang ia lakukan hanyalah meneguk minuman keras yang membahayakan rahimnya, bersaman dengan hisapan nikotin yang diracik dengan tembkau, mengunci diri di dalam kamar yang gelap dan juga pengap. Air mata terus membasahi pipinya. Tak jua ia tersenyum menatap matahari, dan menyentuh embun pagi. Tak lagi ia peduli dengan rasa sakit yang menggerogoti tubuh dan mengancam nyawanya.

Hingga pada suatu pagi, ia dipertemukan dengan seorang pria yang mampu mengembalikan semangat hidupnya kembali. Laurentius mampu membuat Dite kembali. Mengartikan hidup Dite dengan cinta yang tulus. Keanggunan Dite memaksa Laurent untuk berkata.

“Dite, aku begitu mencintaimu! Kau laksana bidadari yang kembali mewarnai hatiku yang kosong. Ijikan aku tuk menemanimu dalam perjalanan hidupmu, Dite.”

“Akupun merasakan hal yang sama sepertimu, Laurent. Tapi, apakah kau mampu menerima apa adanya diriku?dengan segala keterbatasan yang ku miliki?”

“Itu bukan menjadi alasan untukku tuk tak mencintaimu, Dite. Aku tulus mencintaimu.”

“Terima kasih, Laurent atas ketulusanmu. Aku pun mencintaimu.”

Ditengah rintikan hujan yang turun membasahi bumi, cinta itu mekar bersemi. Menuai romansa indah dalam hidup Dite. Semua terasa begitu indah, semenjak Laurent menempati palung hati Dite yang hampa dan rapuh. Tak lama kemudian orang tua Dite tanpa alasan mementang cinta yang terukir di hati mereka. Baru saja Dite merasakan hangat dekapan cinta, kembali ia dihadapkan pada kenyataan. Dite dan Laurent terus tetap bertahan walau tanpa restu. Rasa sakit yang tlah lama tak lagi ia rasa, kembali datang menggerogoti tubunya. Kembali ia terkapar, namun tak ia katakan kepada Laurent atas apa yang ia rasa.

“Biarkan ia tak tahu. Ku tak mau ia resahkan aku. Biarlah ku sendiri merasakan.”

Tak sedikit pun rasa sakit itu nampak pada raut wajah Dite. Rintihanpun tak jua terdengar pada daun telinga Laurent. Cintanya begitu tulus pada Laurent, tak ia inginkan perpisahan diantara mereka. Ia begitu menginginkan kisahnya berakhir pada Altar Suci. Ia takut kembali kehilangan orang yang mampu menghidupkan semangatnya kembali.

“Tuhan, ijinkan aku menemani Laurent walau sejenak. Ijinkan ku rasa bahagia bersamanya, sebelum utusanmu menjemputku.”

Akhirnya mimpi indah Dite manjadi nyata. Altar suci menjadi saksi perjalanan romansa Dite dengan Laurent. Namun bahagia tak abadi, rasa sakit Dite tak lagi tertahan. Setelah kelahiran Athena, Dite tertidur lelap untuk selamanya.

Jumat, 22 Januari 2010

PERSELINGKUHAN ? ? ! ! DAMN ! ! ! !

ketika kita mndengar kata2 perselingkuhan pasti adrenalin terpacu,, bahkan tak jarang kita naik pitam.. apalagi di kalangan kaum hawa,, kata seperti ini hanya membuat luka batin.. mengapa perselingkuhan masih tetap ada di muka bumi ini??? apa tidak cukup dengan satu pasangan yang dimiliki?? ckckckc.. heran perasaan orang hanya dipermainkan seperti binatang. apa tidak ada permainan lain yang tidak merugikan salah satu pihak?? bayangkan saja dirimu saat ini di permainkan kekasihmu, yang selama ini benar2 kau cinai dan tak ingin lepas darinya!! (buat para buaya darat) apa yang akan kamu rasakan?? apa kamu akan merasa bahagia?? apa kamu bisa tertawa lepas?? boro2 ketawa,, senyum saja kam akan merasa lebih sulit... kalau memang sudah tidak cinta,, mengapa harus dipertahankan hubungan kalian?? toh nggak ada gunanya juga kan?? jadi orang jangan rakus..!! punya pasangan satu ajj!!!!!!!!! INGET KARMA ITU ADA... mungkin sekarang kamu bisa ngomong BULLSHIT,, tapi..suatu saat nanti kamu akan berlutut,,menyembah, dihadapan orang yang kamu saikiti... buat orang ketiga : bodohnya dirimu..!! mau2nya dijadiin simpenan... ckckckck... uda gk pny harga diri pa?? perasaanmu kamu taruh mana??? otakmu gak dipake?? lihat dirimu di cermin..!!! apakah kamu di dunia ini diciptakan sebagai manusia laknat?? apa hidupmu hanya sekedar menjadi bayangan kemunafikan dirimu sendiri?? hidupmu takkan pernah tenang.. kau akan terus dihantui dengan rasa ketakutan dan amarah.. apa yang kamu inginkan dari statusmu yang menjadi orang ketiga?? harta kekayaan?? ckckck.. klo mo kaya kerja keras dong!!!!! lhat di stiap traffic light,, anak2 kurang mampu membanting tulang,, panas kepanasan,, hujan kehujanan.. seharusnya kamu malu dengan dirimu sendiri,, karena kamu hidup gak ada gunanya.!!!!!!

220307


masih ingatkah dirimu tanggal 220307 yang lalu?? kau ungkapkan isi hatimu padaku.. kau ucapkan janji tuk mencintaiku selamanya.. di hari ini ku ingin mengenang masa itu.. ku masih ingat jelas saat itu.. smua terasa begitu indah bagi ku.. kau bisikkan kata " I LOVE YOU " tepat di daun telingaku.. dan aku pun tersipu malu karenamu..apakah kau masih mengingatnya dengan jelas dalam memori ingatanmu?? akankah suatu saat nanti,, cintaku dan bayangku di hatimu kan tergantikan dengan yang lain?? aku hanya berharap semoga kau bahagia selama bersamaku selama ini.. walau terpaan menghadang dari berbagai arah.. namun kita masih tetap berdiri tegap menebarkan senyum bahagia atas cinta kita.. aku bahagia bersamamu.. apakah dirimu merasakan hal yang sama kepada diriku?? atau rasa ini haya aku saja yang merasakannya?? aku ingin selamanya bersamamu.. ketika ku tak lagi mampu tuk berdiri tegap, kau tetap setia menggendongku, ketika ku tak lagi mampu melihat keindahan dengan jelas, kau setia menceritakan keindahan itu dengan jelas, dan ketika ragaku tak lagi disisimu, kau kan tetap setia tuk mncintaiku dan mengenangku sebagi keindahan dalam hidupmu...

anniversari 220307

masih ingatkah dirimu tanggal 220307 yang lalu?? kau ungkapkan isi hatimu padaku.. kau ucapkan janji tuk mencintaiku selamanya.. di hari ini ku ingin mengenang masa itu.. ku masih ingat jelas saat itu.. smua terasa begitu indah bagi ku.. kau bisikkan kata " I LOVE YOU " tepat di daun telingaku.. dan aku pun tersipu malu karenamu..

ku ingin kau yakinkan hatimu

akankah suatu saat nanti kau benar2 menjadi milikku?? dan kehidupan mempersatukan kita dalam ikatan cinta?? ketakutanku selalu meraja,, ketika bayangmu pergi,, dan ketika ku tak lagi merasakan genggam erat tanganmu menggenggam diriku yang rapuh ini.. air mata tak lagi sanggup terbendung,, bila bayang itu benar2 pergi dr hdup ini.. dan semuanya hanya menyisakan ukiran yang tlah usang di hati.. apakah kau kan benar2 pergi,, meninggalkanku?? dan semua janji hanyalah omongan dan sekedar harapan yang tak kan pernah terwujud?? ku akui,, apa yang kita hadapi sekarang tak seindah apa yang kita ingini.. apakah kau sanggup tetap setia dan mencintai dgn ketulusanmu pada diriku,, walau jalan yang kita tempuh tak sejalan dengan apa yang telah kita mimpikan di awal pertemuan kita dulu?? semua yang kita hadapi sekarang tak mudah.. aku hanya ingin memastikan dirimu,, apakah kau mampu?? inilah hidup yang harus aku jalani.. aku hanya ingin melihatmu bahagia,, sekalipun tanpa diriku,, aku rela.. ak tak ingin dirimu terus menerus tersakiti oleh rasa yang begitu membara... namun sesungguhnya aku benar2 mencintaimu..
akankah suatu saat nanti kau benar2menjadi milikku.. dan disaat hidup mempersatukan kita dalam ikatan cinta.. ketakutanku meraja,, disaat ku tak lagi mampu menggenggam erat tanganmu.. dan dirimu hanyalah kenangan yang tersisa di hati..

sahabatku..malaikatku..


dia sahabat dan malaikat. tercipta begitu indah. senyum yang selalu terpancar tanpa henti. ia menyinari hari. kawan brsama. duka nestapa tak kunjung terasa bsamanya. rona wajahnya, molek tubuhnya, senyum dibibirnya takkan pernah perg,i walau kini dia tak kan kembali. cerita sahabat tlah usai. kini sisa kenangan bersamanya begitu menyesak ketika kerinduan datang membayang. bersamanya airmata kepedihan terurai canda tawa kebahagiaan mengalun di sela2 waktu yang begitu singkat. namun ia tlah torehkan segalanya, ia mengajarkan segalanya, ia pun menceritakan segalanya. kini ia hanyalah cerita. membayang sepanjang masa. Terimakasih untukmu INDRIANA AYU SWAZTIKA kau yang terindah dalam hidupku
beristirahatlah dalam damai. disini ku kan melanjutkan mimpi indahmu. I LOVE YOU and I DO I MISS YOU SO..