Minggu, 05 Agustus 2012

Penenun Imaji

disini berdiam diri sebuah jiwa yang haus akan ketenangan batin, bawakan berjuta-juta imaji dalam kalut hati meraba. diantara hamparan langit bertabur mega mendung, menurunkan butiran kesegaran basahi tanah yang kian mengering termakan beringas mentari terik bersinar. pijak langkah yang berlalu tinggalkan goresan pena yang lekat angan dan rindu sahaja waktu dalam rengkuhannya. bersama jarum jam yang berputar pada porosnya dan seiring dengan air sungai menuju muara, bingkai indah segala kisah yang pernah terukir kala hari masih secerah mentari.
diam dalam sebuah penantian akan misteri yang enggan menjawab sebelum tiba waktunya tuk terkuak, seperti keindahan yang tersembunyi dalam kelambu kelam. denting hantarkan nada-nada yang tak tentu rasa, tak tentu arah, kepada yang hilang dalam persinggahan abadi. dan kepada batin yang mengerang dalam pesakitan jiwa pasung mati nama yang berlari di labirin asa dan singgah dalam ingatan senja. 
terbuai oleh lamunan purnama, jadikan penghantar lelah jiwa berpijak sesak. kisah bersajak yang pernah tertuang dalam indah angan lintasi dunia tak bercela, menembus cakrawala dan warna warni pelangi. rasa tak ingin tuk kembali pada jejak bertujuan takdir ini. rengkuh gundah dalam bayang-bayang misteri tak teraba, tak terterka, layaknya memasuki rumit labirin tersusun, dengan begitu banyak jalan namun tak semuanya tunjukkan ujung dari petualangan. 
inilah mesin penenun imaji tawarkan tenunannya pada tanya tak terjawabkan. berdansa diatas awan, diantara pepohonan pinus, bermandikan cahaya purnama dan dalam moleknya tersimpan luka menganga bernanah segar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar