Rabu, 08 Agustus 2012

Kepada Pesakitan Jiwa

hati merekah layaknya bunga-bunga mekar kala musim semi tiba di peraduan. lupakan lara yang pernah merajam, luka kian mengering seiring hembusan menghela perih. tak lagi usik asa nama yang tebujur kaku terkubur dalam tanah kering. tinggalkan butiran pilu tertancap duri tangkai mawar pesona jiwa. kelam tak lagi  usik  cerah mentari temani dingin hati membeku, yang kan pada akhirnya berujung hangat surya cairkan beku harap terdiam. 
lepaskan sisa duri yang masih tertancap, seka nanag yang masih membasah. bertatap angkuh mentari berbagi nyata kala jiwa masih beralas imaji. rona tak lagi dalam kerutan bimbang meragu, jejak pasti menuju pada satu buaian lembayung.
diantara sudut-sudutnya tersimpan kotak berlapis debu tebal, dan bersarang laba-laba berayun dalam pengap udara menyekap. simpan segala goresan urai rintihan yang mengeram. dan yang merekah tak sesempurna warna warni pelangi hiasi cakrawala bersama kicauan camar gugah jiwa berkelambu sekat takdir. berlukis dongeng jadikan pijakan kala nyata brikan kesempatan tuk pahat kreasi jiwa.
yakin pada masa kan bawa berjuta-juta gemerlap bintang hiasi kelam langit malam, dan purnama kembali datang sinari hampa udara menyeruak senja. dentingan kan kembali terdengar bersama dengan kisah-kisah di negri dongeng dan peri-peri menari berhias sayap-sayap bidadari di udara yang selalu berikan nafas pembaharuan. dan yang usang kan kembali bersinar pada empunya rekahan bunga-bunga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar