Rabu, 08 Agustus 2012

Sosok Fantasi

sahaja embun pagi sirnakan malam yang larut dalam haru penantian tak kunjung bertepi. dalam heningnya bertatap harap memaklumat jejak langkah berbalik arah, tinggalkan ukiran janji terpatri palung kedamaian jiwa. dalam bahasa jerit hati terabaikan, dalam tatap tangis tak terhiraukan, dalam genggam erat tertangkis. hanya ada satu masa yang kan mengubah segalanya, memusnahkan bengis belati mengiris perih, merajam jantung, menghujam nadi-nadi, dan pada akhirnya darah mengucur mengusir nama yang mendarah daging. asa berotasi pada waktu hantarkan lambaian menuju singgahsana berhias emas.
hembus nafas terurai dalam udara menghela susunan huruf cipta imaji sesosok fantasi diseberang maya. sesosok teringkari, sesosok terlewati, dalam robekan kertas yang hilang termakan rayap. segelintir kisah pahat tembok-tembok peradaban masa, terbingkai indah bersama warna-warna pelangi sehabis hujan turun membasah bumi.
kaki pijak bumi lalu berlari, berpaling menuju arah yang teracak. bersama entah, lalu kembali pada rengkuhan kenangan. berdiam nyaman dalam sanubari semakin tak mampu tunjukkan arah pasti tuk kembali berlari. tak pernah mengerti di atas tanya bertuan ini, sebelum secuil bagian terditeksi radar tak lelah mencari yang tersesat.
tawa terkoyak perih, ketika waktu bersahabat keji. tak terampuni bila memang harus terjadi. kala hening hujam asa, robek imaji bersama alunan rasa ingin jumpa pada satu waktu yang tak mungkin. yang tersisa hanya sepenggal kisah dari jiwa-jiwa yang mencoba untuk beranjak dari pesakitan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar