THE REVOLUTION STARTS WITH YOU ~V~ i hope that the world turns and that things get better. but what i hope, most all of you understand what i mean.and 'am a lunatic dreamer who wanna catch my all dreams then make it true and someday will be a Peace Maker!
Minggu, 31 Januari 2010
derita dan luka
Rabu, 27 Januari 2010
bibir tak bertulang.. (wanita penuh racun)
Selasa, 26 Januari 2010
i hate u so..!!
Minggu, 24 Januari 2010
CINTA ATAU HARTA . . . MANA PILIHANMU??
Sabtu, 23 Januari 2010
PANGGUNGKU
Inilah lakon yang aku perankan dalam sandiwara ini. Ia adalah adalah dalang dibalik sandiwara ini. Ia yang menjalankan aku, sehingga keseluruhan karyanya menjadi rentetan peristiwa yang membangun suatu kisah. Bagaimana akhir dari kisah ii pun aku tak tahu. Apa yang
Dalang itu tiba-tiba berkata,
“ Perankan lakon ini! Tuntaskan sandiwara ini dengan kisah yang ku ciptakan! Pahamilah peranmu, di dalam kisah ini kau
Aku tak segan melempar pertanyaan kepadanya,
“ Mengapa Kau begitu yakin akan kemampuanku, Tuan? Aku sendiri tak tahu apakah aku mampu ataukah sebaliknya.”
Ia meyakinkan aku,
“ Aku yakin akan kemampuanmu. Kau pasti mampu melakukanya! Pasti! “
Tanyaku lagi kepadanya,
“ Karakter seperti apa yang aku perankan dalam karyamu ini, Tuan? “
Ia mencoba membuatku memahami apa yang ingin Ia sampaikan padaku,
“ Aku tak ingin kau menjadi orang lain. Aku hanya ingin kau menjadi dirimu sendiri. Aku tak
Ia pun berlalu dari hadapanku, dengan menyisakan pertanyaan yang tak sanggup terjawabkan. Tak sedikitpun kata-kata yang Ia ucapkan dapat ku mengerti. Kalimat-kalimat itu penuh keambiguan. Entah apa yang Ia maksud?
Lembaran demi lembaran, kata demi kata ku coba tuk pahami dan ku coba tuk mengerti. Namun, aku tetap tak mengerti, aku tak mampu memahami.
Aku coba bertanya, namun tak satu pun jawaban dapat ku temukan. Aku semakin tak mengerti dengan tuntutan yang Ia tujukan padaku akan karya yang telah Ia ciptakan.ak mulai meragukan-Nya.
Kesalku meraja setelah ku tahu tanyaku tak jua terjawabkan,
“ Persetan dengan segala pertanyaan yang enggan ia jawab!!! “
Kalimat itu sungguh mengungkapkan rasa hatiku yang meragu, dan kesal atas sikap angkuh-Nya. Aku mengerti, Ia begitu menginginka kesempurnaan dalam karyanya, namun tak sedikitpun penjelasan yang terucap dari bibir-Nya.
Ku coba tuk jalani peran yang ditujukan padaku, aku ingin Ia puas. Tanpa ku harus tahu kemana alur kisah ini
Adegan datang dan pergi selalu menjadi cirikhas dari setiap karya yang Ia ciptakan. Dimana kedatangan memberikan kebahagiaan an harapan baru, sedangkan kepergia selalu menyisakan perih yang tak terjamah. Selalu seperti itu.
Kekesalan menghantuiku,
“ Bajingan!!! Bangsat!!! Apa mau-Nya? Tak supun kalimat Ia ucapkan tuk memudahkan aku dalam mendalami peranku.
Ia datang seperti hantu yang tiba-tiba muncul dari belakangku, dan berkata,
“ Aku tak bisu, aku juga tak sebodoh yang kau pikirkan. Aku selalu berbicara kepadamu. Aku selalu berbicara… namun tak satupun kau tahu maksudku. Dan hanya naskah yang kini kau pegang itulah tuntunanmu dalam karyaku ini. “
Aku pun tak ingin kalah dari-Nya,
“ Iya aku tahu kau berbicara!!!??? Tapi tak satupun kalimat yang terlontar dari bibirmu itu mampu memudahkan peranku ini. “
Ia mencoba menyanggah pernyataanku,
“ Aku memberikanmu petunjuk. Tapi bahkan kau tak memperdulikan aku! Aku berkata padamu, namun kau tak jua mengerti. “
Aku menegaskan kepada-Nya tanpa ku harus ragu pada diriku,
“ Hahhahahaha…. Anda memang aneh, Tuan! Kau tak pernah mengatakannya!! Bahkan kau begitu saja berlalu dari hadapanku seakan kau benar-benar tak memperdulikan aku!! Enak saja sekarang Anda mengaku bahwa Anda telah mengatakannya!! “
Dengan segenap keangkuhan Ia berkata,
“ Kau belum mengeri maksudku. Kau
Ia pun berlalu seperti angina yang sekejap berhembus lalu hilang.
SERPIHAN GELAS KACA
“Bunda, biarkan aku hidup. Biarkan angin membelaiku, ijinkan aku menatap cahaya mentari. Walaupun ku tahu kau tak sedikitpun mencintaiku, biarkan ku tumbuh seperti kawan-kawanku. Aku ingin hidup!”
Bahkan dua kalimat yang sangat ingin ia katakana diantara tangis yang memecah keheningan,
“Bunda, ku tahu kau tak mencintaiku, namun ijinkan aku tuk mencintaimu. Beri aku kesempatan tuk membuktikannya.”
Dite yang semula hanyalah seonggok daging merah, kini ia tumbuh menjadi gadis kecil. Perlahan ia mulai berjalan, walau tertatih dan rasakan perihnya luka, ia terus mencoba. Ingin ia berlari mengejar mimpi-mimpi manisnya. Pada masa itu pun keceriaan tak jua nampak dari raut wajah Dite yang belum sedikitpun mengenal arti dosa. Keceriaan menggubah wajah manisnya menjadi sendu, dan tawa semu mewarnai lembaran hidup yang tak ternoda. Keceriaan itu seharusnya nampak pada masanya, tapi mengapa ia tak jua merasakannya? Tak jarang pula benda-benda yang seharusnya terpajang rapi menjadi penghias rumah meramaikan kulit halus Dite, lalu meninggalkan bercak merah yang lama-lama bekas itu membiru haru. Dinding kamar yang begitu dingin, hingga munusuk tulang, menjadi saksi linangan air mata dite mengurai. Sering kali ia menyendiri, menjauh dari kebisingan, dan teriakan-teriakan kasar yang tak selayaknya ia dengar. Rasa perih yang Dite rasakan mengawali kenakalan-kenakalan yang ia lakukan saat masih menduduki bagku taman bermain.Kerap kali hukuman dari guru pembimbing menghampirinya. Mulai dari kata-kata kasar hingga tangan Dite yang mampu melukai teman sepermainannya. Ia sedikitpun tak jera akan hukuman-hukuman yang melatarbelakangi kenakalannya. Dite yang
“Tuhan, mengapa Kau biarkan aku tuk menangis, dan merasakan pahitnya hidup yang Kau kirimkan padaku? Dimana kau Tuhan? Mengapa Kau tak datang memelukku? Usaplah air mataku, Tuhan!”
Dite meneria kenyataan takdir hidupnya yang pahit. Walau perih ia rasa, ia tetap mengucap syukur. Tak jarang Dite merasakan dada yang semakin sesak, dan ia pun sukar tuk berhembus. Tak disangka di usianya yang terbilang sebagai anak ingusan, Dite mengidap penyakit kanker paru-paru dan astma. Walau sakit yang ia rasa begitu menyiksa, namun Dite selalu menyembunyikannya. Tak ingin ia merepotkan siapa pun, tak ingin pula ia dikasihi karena penyakit yang di deritanya begitu serius. Begitu rasa sakit itu menyerang tubuhnya, ia pun berlari menuju kamar tidur. Bersembunyi, dan mengasingkan diri dari kenyataan hidup yang menyiksanya. Ia pun merintih dalam hatinya,
“sakit.. sakit sekali…aku tak bisa bernafas….”
Kata-kata itu selalu bergeming mengitari angannya. Rasa sakit yang tak lagi tertahan tak ia ungkapkan kepada siapa pun. Tidak pada orang tuanya, tidak pula kepada mereka yang ia yakini. Hanyalah ia dan Tuhan yang tahu dan merasakannya.
Aprodite mampu bertahan hidup hingga ia memasuki masa remaja. Walau penyakit itu terus meradang, dan menyarang pada tubuhnya tak sedikit pun keluhan yang dirasanya ia ungkapkan. Belum lagi hari-hari Dite yang dihiasi dengan pertengkaran orang tuannya yang semakin membuat Dite tak mampu bergeming. Hanya doa yang ia rasa begitu berarti dalam hidupnya. Dite berceloteh harap yang seakan pupus begitu saja,
“Mampukah aku melanjutkan hidup ini? Akankah ku mampu menjajaki percintaan, dengan romansa yang tak ingin sedikitpun ku lewati? Ingin ku rasakan kasih dan sayang. Aku ingin bersandar pada hati yang menginginkan kehadiranku di sisinya. Aku masih ingin menyaksikan dunia ini tertawa lepas padaku, dan aku pun ingin meyambut pagi. Namun masihkah ada waktu yang tersisa tuk ku rasakan secerca harapan itu”
Beruntunglah rasa persahabatan mampu memberikan semangat dan dukungan tuk mampu ia bertahan hidup. Ia mampu bertahan dalam perjalanan hidupnya berkat semangat perjuangan yang tak henti-hentinya mengalir dalam helai-helai nafasnya berhebus. Penyakit Dite, dirasa bertambah parah, namun untunglah ia mampu menahan rasa sakit itu. Tak jarang Dite mengalami keputusasaan karena hidup yang ia rasa tak lagi membawa harapan baginya. Rasa itu acap kali mengiringi kesedihannya ketika orang tuanya tiada hari tanpa pertengkaran. Tak ada yang mampu Dite lakukan. Ia begitu lemah, keadaan hidup yang sangat memprihatinkan. Beruntunglah rasa persahabatan itu mampu melawan kelemahan Dite menyikapi hidup yang ia jalani.
Kini Dite beranjak dewasa. Dalam waktu yang menghantarkannya menuju titik balik dalam hidup, ia masih membawa lembaran-lembaran kelam yang pernah singgah dalam hidupnya. Kekelaman itu mengubah Dite semakin kuat dalam hidupnya. Ia tak lagi lemah dan mampu terkalahkan. Hidup dan kenyataan yang ia alami mengajarkannya arti dari sebuah kedewasaan. Masa-masa dimana ia telah mengenal dunia secara utuh, dan diharuskan tuk mampu bertahan dari kerasnya hidup yang sesungguhnya. Kebencian itu timbul tatkala ia kembali mengengang memori yang pernah singgah. Ia membenci orang tuanya, yang seakan-akan hanya menganggapnya sebuah boneka, yang layak untuk dimainkan sesuai keinginan mereka. Dite menjadi liar, minuman mengandung alcohol yang berkadar besar ia teguk, bersama puntungan nikotin yang dililit tembakau kering ia hisap. Suramnya masa lalu, mengubah hidup Dite. Hal itu semakin menjadi saat ia temukan kegagalan dalam menimba ilmu, dan penghianatan cinta yang selama ini ia agungkan. Semuanya begitu tragis. Dite semakin membenci hidupnya,
“Bajingan!!!! Persetan dengan hidup!!! Semuanya hanya omong kosong!!! Andjing dengan janji-janji manis!!!”
“Cinta bagiku laknat!!!”
Kebenciannya semakin menjadi, ketika ia harus kehilangan salah satu orang yang dikasihinya.
“Bangsat!!! Apa sesungguhnya arti hidupku ini??? Semuanya terjadi begitu saja!!! Tai!!!”
Detik-detik yang berlalu ia lalui dengan kekosongan dan kehampaan. Tanpa ada senyuman yang tersirat pada raut wajahnya yang rupawan. Kebrutalan Dite menjadi-jadi. Setiap hari yang ia lakukan hanyalah meneguk minuman keras yang membahayakan rahimnya, bersaman dengan hisapan nikotin yang diracik dengan tembkau, mengunci diri di dalam kamar yang gelap dan juga pengap. Air mata terus membasahi pipinya. Tak jua ia tersenyum menatap matahari, dan menyentuh embun pagi. Tak lagi ia peduli dengan rasa sakit yang menggerogoti tubuh dan mengancam nyawanya.
Hingga pada suatu pagi, ia dipertemukan dengan seorang pria yang mampu mengembalikan semangat hidupnya kembali. Laurentius mampu membuat Dite kembali. Mengartikan hidup Dite dengan cinta yang tulus. Keanggunan Dite memaksa Laurent untuk berkata.
“Dite, aku begitu mencintaimu! Kau laksana bidadari yang kembali mewarnai hatiku yang kosong. Ijikan aku tuk menemanimu dalam perjalanan hidupmu, Dite.”
“Akupun merasakan hal yang sama sepertimu, Laurent. Tapi, apakah kau mampu menerima apa adanya diriku?dengan segala keterbatasan yang ku miliki?”
“Itu bukan menjadi alasan untukku tuk tak mencintaimu, Dite. Aku tulus mencintaimu.”
“Terima kasih, Laurent atas ketulusanmu. Aku pun mencintaimu.”
Ditengah rintikan hujan yang turun membasahi bumi, cinta itu mekar bersemi. Menuai romansa indah dalam hidup Dite. Semua terasa begitu indah, semenjak Laurent menempati palung hati Dite yang hampa dan rapuh. Tak lama kemudian orang tua Dite tanpa alasan mementang cinta yang terukir di hati mereka. Baru saja Dite merasakan hangat dekapan cinta, kembali ia dihadapkan pada kenyataan. Dite dan Laurent terus tetap bertahan walau tanpa restu. Rasa sakit yang tlah lama tak lagi ia rasa, kembali datang menggerogoti tubunya. Kembali ia terkapar, namun tak ia katakan kepada Laurent atas apa yang ia rasa.
“Biarkan ia tak tahu. Ku tak mau ia resahkan aku. Biarlah ku sendiri merasakan.”
Tak sedikit pun rasa sakit itu nampak pada raut wajah Dite. Rintihanpun tak jua terdengar pada daun telinga Laurent. Cintanya begitu tulus pada Laurent, tak ia inginkan perpisahan diantara mereka. Ia begitu menginginkan kisahnya berakhir pada Altar Suci. Ia takut kembali kehilangan orang yang mampu menghidupkan semangatnya kembali.
“Tuhan, ijinkan aku menemani Laurent walau sejenak. Ijinkan ku rasa bahagia bersamanya, sebelum utusanmu menjemputku.”
Akhirnya mimpi indah Dite manjadi nyata. Altar suci menjadi saksi perjalanan romansa Dite dengan Laurent. Namun bahagia tak abadi, rasa sakit Dite tak lagi tertahan. Setelah kelahiran Athena, Dite tertidur lelap untuk selamanya.
Jumat, 22 Januari 2010
PERSELINGKUHAN ? ? ! ! DAMN ! ! ! !
220307
masih ingatkah dirimu tanggal 220307 yang lalu?? kau ungkapkan isi hatimu padaku.. kau ucapkan janji tuk mencintaiku selamanya.. di hari ini ku ingin mengenang masa itu.. ku masih ingat jelas saat itu.. smua terasa begitu indah bagi ku.. kau bisikkan kata " I LOVE YOU " tepat di daun telingaku.. dan aku pun tersipu malu karenamu..apakah kau masih mengingatnya dengan jelas dalam memori ingatanmu?? akankah suatu saat nanti,, cintaku dan bayangku di hatimu kan tergantikan dengan yang lain?? aku hanya berharap semoga kau bahagia selama bersamaku selama ini.. walau terpaan menghadang dari berbagai arah.. namun kita masih tetap berdiri tegap menebarkan senyum bahagia atas cinta kita.. aku bahagia bersamamu.. apakah dirimu merasakan hal yang sama kepada diriku?? atau rasa ini haya aku saja yang merasakannya?? aku ingin selamanya bersamamu.. ketika ku tak lagi mampu tuk berdiri tegap, kau tetap setia menggendongku, ketika ku tak lagi mampu melihat keindahan dengan jelas, kau setia menceritakan keindahan itu dengan jelas, dan ketika ragaku tak lagi disisimu, kau kan tetap setia tuk mncintaiku dan mengenangku sebagi keindahan dalam hidupmu...
anniversari 220307
ku ingin kau yakinkan hatimu
sahabatku..malaikatku..
dia sahabat dan malaikat. tercipta begitu indah. senyum yang selalu terpancar tanpa henti. ia menyinari hari. kawan brsama. duka nestapa tak kunjung terasa bsamanya. rona wajahnya, molek tubuhnya, senyum dibibirnya takkan pernah perg,i walau kini dia tak kan kembali. cerita sahabat tlah usai. kini sisa kenangan bersamanya begitu menyesak ketika kerinduan datang membayang. bersamanya airmata kepedihan terurai canda tawa kebahagiaan mengalun di sela2 waktu yang begitu singkat. namun ia tlah torehkan segalanya, ia mengajarkan segalanya, ia pun menceritakan segalanya. kini ia hanyalah cerita. membayang sepanjang masa. Terimakasih untukmu INDRIANA AYU SWAZTIKA kau yang terindah dalam hidupku
beristirahatlah dalam damai. disini ku kan melanjutkan mimpi indahmu. I LOVE YOU and I DO I MISS YOU SO..
Arsip Blog
-
▼
2010
(45)
-
▼
Januari
(13)
- derita dan luka
- bibir tak bertulang.. (wanita penuh racun)
- i hate u so..!!
- Aku merasakannya. aku merasakan tawa di atas pende...
- CINTA ATAU HARTA . . . MANA PILIHANMU??
- PANGGUNGKU
- SERPIHAN GELAS KACA
- PERSELINGKUHAN ? ? ! ! DAMN ! ! ! !
- 220307
- anniversari 220307
- ku ingin kau yakinkan hatimu
- akankah suatu saat nanti kau benar2menjadi milikku...
- sahabatku..malaikatku..
-
▼
Januari
(13)