Minggu, 16 Desember 2012

Sejumput Surga di Seberang Dermaga

tepat di tempat dimana aku berdiri sekarang ini, bertahun-tahun lalu ku menghantar rindu menjemput impian yang terletak di seberang, tak terhitung seberapa jauh, namun waktu membawanya entah hingga tanya tak mampu terjawabkan. kabut yang cukup tebal menghanyutkanku pada pandangan dimasa itu, ketika genggaman melepas yang tak ingin, berlayar menuju samudera biru terbentang di sepanjang mata memandang. entah, entah kapan angin kan bawanya pulang pada rengkuhan yang setiap nafasnya memeluk rindu yang selalu saja menyiksa. angin yang datang silih berganti terus saja memberikan wewangian yang sejenak saja aku tak mampu berkutik, karena aroma itu mengingatkanku pada sebuah perjumpaan yang entah kapan kan berjumpa. namun ku di sini masih menggenggam mimpi yang pernah menjadi penantian bersama. tak ku sebutkan dalam ingatan tentang tawa dan airmata, karena kisahnya seperti bekas sayatan tajamnya belati menghunus jantung dan yang tak kunjung mengering. 
ada tanya terbesit mengenai waktu yang terus saja menyembunyikan cerita. nantikan keindahan disela dinginnya udara menyelimuti angan yang ingin terus mengingat. adakah satu masa di mana jarak tak lagi mampu memisahkan lekatnya tatap yang tak berucap? 
masih saja aku disini, di dermaga yang ku rasa ada surga di seberang sana. hanya saja aku tak mampu melihatnya. hanya ada kabut tebal dan tenangnya lautan berbisik lirih. ku ingin pulang membawa sejumput rindu yang ku harap kunjung tiba pada senyuman hangat mentari sebelum senja memberikan kenikmatan akan rasa perih ini.